Tuesday, 11 April 2017

Indahnya Puncak Cikuray 2821 Mdpl jadi saksi Pendakian Pertamaku

(baca lewat smartphone layarnya landscape ya / miring )

          Berawal dari obrolan kecil di warung kopi bersama para sahabatku, aku kini mengerti di luar sana masih banyak kebesaran Allah yang wajib kita tahu, nanti aku ceritakan bagaimana kejadiannya. Hampir setiap seminggu sekali kami bertemu untuk menjalin silaturahmi, namun memang kadang aku yang jarang sekali ikut ngumpul bersama, sering ada kesibukan lain yang tidak bisa ditinggalkan, namun aku rasa mereka mengerti. Memang sebagai seoarang teman, sahabat, kawan harus saling mengerti lainnya. Hilang komunikasi bukan berarti hilang silaturahmi, memang suatu keadaan tak bisa di pungkiri, namun aku bukan tipikal orang yang mudah melupakan sahabat, kebaikan mereka akan selalu ada dalam lubuk hati terdalam. Bagaimanapun mereka selalu ada dalam hidupku, tanpa kalian sadari kalian sangat berarti dalam hidupku. Ada pepatah lama mengatakan “ Jika Persahabatan dijalin selama 8 tahun, niscaya persahabatan itu akan berlangsung seumur hidup”.

Nampaknya sudah mulai melenceng dari topik utama, hehe. Aku mungkin terlalu baper, maafkan ya. Lanjutkan setting cerita masih di sebuah warung kopi tak jauh dari sekolah kami saat SMK. Saat itu memang sengaja kami membuat sebuah pertemuan,hanya untuk sekedar sharing, bercerita dan dan bercandaan. Terlepas dari semua itu, teman saya berinisiatif untuk melakukan pendakian, tak kaget aku mendengar obrolan mereka tentang pendakian. Karena memang mereka sudah terbiasa mendaki sebelumnya. Dan lagi salah satu teman kami Itdowan/ Datong namanya memang sangat aktif sekali dalam kegiatan Pecinta alam di sekolah kami, SMK Bandara.

Sebenarnya sudah banyak yang mengajak mendaki gunung bersama, namun aku belum memberanikan diri, karena dalam fikiranku mendaki gunung tidaklah semudah yang kita bayangkan. Tapi entah kenapa melalui obrolan mereka nampaknya aku tertarik, walaupun awalnya sedikit ragu, kala mereka mengajak ku mendaki. Tapi hati kecilku bicara, Ayo mendaki, kapan lagi selagi kamu masih muda, kamu masih kuat, kamu masih punya waktu dan kesempatan, kamu punya sahabat seperti mereka. Tak pikir panjang aku menerima ajakan mereka untuk mendaki. Tanggalpun telah diatur untuk pendakian, kami mengambil tanggal libur kerja di pertengahan desember 2016. Tak sabar aku menanti tanggal tersebut, menjaga kondisi badan agar tetap fit aku lakukan. Dengan sering berolahraga, hingga sampai tiba waktunya aku sudah siap dalam segala hal.

Waktu yang dinanti telah tiba, persiapan packing sudah siap, barang apa yang harus dibawa sudah diatur oleh temanku pun sudah dimasukan dalam Carrier. Titik keberangkatan adalah Terminal Kalideres, kala itu sore hari kami berkumpul dari berbagai penjuru Jakarta Barat. Odon dan Erik , Datong tiba terlebih dahulu di Terminal, tak lama aku pun hadir menyapa turun dari singgasana Angkot B09A, karena aku menolak untuk diantar ayah ke Terminal. Masa mau kemana-mana diantar antar aku kan udah gede, hehe. Pasukan Lima orang belum lengkap tanpa kehadiran Iputh teman kami, saat itu kebetulan Datong membawa sepeda motor bergegas menjemput Iputh tak jauh dari terminal, hampir setengah jam kami menunggu akhirnya mereka tiba. Datong memakirkan kendaraan di parkir terminal. Pasukan lima jagoan Neon sudah lengkap bertempur.


Waktu sudah menunjukan pukul 17.30 hampir gelap bus yang akan kami tumpangi sudah bersiap meluncur, tiket jurusan Jakarta - Garut pun sudah di tangan. Wah kenapa jurusan Garut, Yapss karena Gunung yang akan kami daki adalah Gunung Cikuray, Garut. Yaelah pake dijelasin lagi emang ga baca judul diatas apa hihi. Teriakan kenek bus membubarkan tongkrongan kami didepan loket, nampaknya bus jurusan kami akan segera take off, Maksudnya meluncur. Kami bergegas menuju bus, membawa 3 carrier besar dan 2 tas kecil dan senjata kamera DSLR sangat penting untuk mengabadikan moment penting. namun karena kami asik mengobrol kami tak menghiraukan tempat duduk, karena tiketnya tidak ada nomor tempat duduk jadi kami kebagian paling belakang, bersesak sesakan, maklum kami naik bus ekonomi. Bus masih belum jalan, kepulan asap rokok para pecandu tembakau, membombardir hidungku, saat itu aku merasa terjebak dalam nostalgia. Aku bukan perokok sehingga kurang nyaman menghirup udara asap tembakau. Solusi terbaik adalah secarik kain Buff yang sudah aku siapkan, sedikit meminimalisir masuknya asap kedalam pernafasan, namun tetap saja hidungku tidak bersahabat.

Akhirnya bus pun jalan, sedikit lega untuk bernafas karena udara asap tersapu angin melalui celah jendela.  Perjalanan kami diperkirakan akan berlangsung sekitar 5 jam menuju Terminal Garut. Dan akhirnya waktu berlalu kamipun sampai di sebuah Terminal di Garut aku lupa apa namanya. Namun itu adalah terminal terakhir tujuan garut. Kami semua pun turun, tak disangka banyak para pendaki turun juga dari berbagai penjuru bus, terlihat dari tampilan mereka dan carrier yang mereka bawa, namun kami menghiraukan karena sudah tak tahan untuk buang air kecil dan mengisi perut yang terdengar keroncongan dengan mampir kesebuah tempat makan tak jauh dari tempat kami turun. Sebagian ada yang langsung makan dan sebagian ada yang langsung ke Toilet. Saat itu waktu menunjukan pukul 01.10, hawa dingin Garut sudah terasa menusuk kulit, cocok sekali kami memesan teh hangat dan memesan makan, ternyata makan disitu adalah prasmanan alias ambil sendiri.

Setelah selesai makan dan beristirahat sekitar 1 jam di terminal. Selanjutnya adalah mencari mobil yang siap mengantarkan kami kekaki gunung Cikuray, saat itu tak ada lagi mobil selain kendaraan bak terbuka. Maka kami putuskan naik mobil tersebut bersama rombongan pendaki lain, yang tak kami habis pikir adalah sebuah mobil bak kecil dipaksa mengangkut sekitar 20 orang dewasa, edaaaaaaan. Awalnya kami santai saja karena rute yang dilewati jalanan masih mulus, hampir setengah perjalanan kami berhenti untuk membeli segala perlengkapan dan kebutuhan konsumsi di sebuah mini market. Berinisial Indo, setelah cukup berbelanja ria. Perjalanan kembali dilanjutkan, kali ini lebih edan lagi, mobil melaju kencang dengan bermanufer ditikungan tajam, edaaaaaan supir edaaaan, sontak kami dan rombongan lain berteriak. Hehehe. Tak lama kami akhirnya sampai di Pos registrasi, salah satu teman kami tak kuat menahan mualnya naik kendaran terbuka tersebut, sehingga harus Jackpot hehe.

Pendaftaran di Pos tersebut, semua nama anggota di tuliskan dan di Pos ini tidak dipungut biaya pendaftaram, hanya seikhlasnya saja, Formasi masih sekitar 20 orang lebih dalam sebuah mobil terbuka. Saya kira di pos tadi tinggal melakukan perjalanan ternyata masih terus berlanjut, kali ini rute mobil lebih edan lagi jalanan bebatuan besar, pinggir jurang, tanjakan dan turunan tajam sungguh menggelitik jantung kami. Alhamdulillah setengah perjalanan masih diberi keselamatan hingga kita checkpoint di pos kedua registrasi dikenai biaya 10.000 per /orang. Tak masalah bagi kami. Perjalanan kembali dilanjutkan, kali ini jalur tidak main – main tanjakan sangat tinggi serta tajamnya bebatuan menghalangi langkah mobil liar ini, alhasil salah satu ban mobil ini pecah, kami semua turun, namun tak lama sopir dan kenek bisa mengatas masalah ini, perjalann dilanjutkan, Nampak terlihat Pemancar, karena kami melalui jalur Pemancar, namun tinggal selangkah lagi kopling mobil tak mampu mengatasi tingginya tanjakan, terpaksa kami semua harus turun dengan berjalan kaki keatas kebun teh.

Lalu bagaimana nasib Tas dan Carrier kami yang begitu berat, para pendaki tidak mau tahu tentang masalah yang dialami sopir dan mobil ini, karena ujar mereka sudah membayar Rp. 40.000 masa tidak sampai keatas. Salah sopir sendiri karena terlalu memaksakan kendaraan dengan beban banyak tumpangan. Akhirnya kenek dan sopir berinisiatif meminjam motor diatas warung untuk mengambil Carrier kami, bahkan sang sopir malah menggendong tas carrier tersebut jarak lumayan jauh dan menanjak, sementara pendaki lain hanya memandang saja carriernya digendong pa sopir, namun memang sopir dan kenek harus bertanggungjawab, namun tak semua dari kami diam ada beberapa yang membantu membawakan carrier. Kami mengapresiasi bapak sopir dan kenek mobil pick up edan, mobilnya yang edan ya, yang sudah bertanggungjawab. Terima kasih ya pak

Tak terasa Alhamdulillah kami sudah berada di Pemancar itu artinya titik pendakian dimulai, namun saat itu waktu menunjukan waktu subuh, kami tak lupa menjalankan kewajiban yaitu sholat subuh dan berdoa agar kami dan semua pendaki diberi keselamatan mencapai puncak, hingga turun lagi. Kami berniat mendaki setelah sholat subuh dan sedikit istirahat disebuah mushola gubuk kecil. Hingga sampai pukul 07.00 di saat dingin masih menusuk kulit, kami tekadkan memulai pendakian. Dalam hatiku berucap, Ya Allah ini pendakian pertamaku lancarkanlah kami, setapak kebun teh dengan jalur setapak menanjak berhasil kami lewati, pemandangan sekitar pegunungan Jawa Barat hampir terlihat semua, tak sabar aku ingin mengabadikan moment, padahal itu masih pos 1 pendakian masih ada ribuan meter kedepan, keatas menanti namun sudah tak sabar untuk mengabadikan moment bersama sahabat. Candaan selama perjalanan menghiasai pendakian, bahan candaan kala itu adalah Itdowan atau datong yang mendedikasikan pendakian itu untuk sang calon pujaan hati, saya kala itu merekam sebuah video tentang ungkapan hati saudaraku ini, yang berniat dan berdoa agar jodohnya adalah sesuai yang dia harapkan. Cieeee ehem ehem


Lagi – lagi ini masih pos 1 menuju pos 2 becandaanya terlalu lama sehingga lama kita hanya becanda terbahak bahak dititik itu saja, hingga akhirnya sadar waktu berjalan cepat kami harus menyelesaikan target pukul 15.00 sudah sampai pos 7 untuk mendirikan tenda, sebelum pos 2 kami berinisiatif untuk beristirahat dan membunuh rasa lapar dengan menyalakan kompor kecil dengan memasak makanan siap saji, barbekyu baso dan goreng ikan teri dan memasak nasi hehehe. Setelah lumayan kenyang kami putuskan untuk terus mendaki.   

Selama pendakian Sabtu pagi ini 11-12-2016 kami banyak dipertemukan dengan pendaki asal daerah Garut dan pendaki daerah tetangga, seperti Depok, Bekasi, Jakarta Timur dan Luar Jawa. Tak segan kami saling bertegur sapa dan saling becanda dalam perjalanan. Sepasang burung Perkutut Nampak memimpin perjalanan kami antara Pos 2 dan 3, namun kami sadar segala sesuatu yang ada di Gunung tak boleh diganggu, kami biarkan saja, kami anggap mereka teman yang di perintah Allah untuk memandu jalan kami, namun saya heran sebentar kami memalingkan pandangan burung tersebut lenyap dari pandangan, namun tak terdengar suara kepakan sayap, barangkali mereka bersembunyi dibaalik pepohonan yang rimbun, pikiran kami masih positif.
           
          Pos 3 berhasil kami lalui, perjalanan menuju pos 4 lumayan terjal, kemiringan pendakian hampir 60  derajat. Dengan langkah hati – hati dan saling bahu membahu kami saling membantu, tak lupa kami bergantian membawa carrier yang lumayan berat, serta sekaligus mengabadikan sebuah video perjalanan. Dengan candaan seolah olah sebagai Vlogger hehe. Alhamdulillah pos 4 berhasil kami lewati namun tak lama cuaca yang awalnya terang berubah menjadi gerimis dan akhirnya pada pos 5 hujan lumayan turun deras, kami segera memakai jas hujan.
            
            Pendakian sudah lewat 6 jam kami sudah sampai di Pos 5 dengan cuaca hujan, namun tak masalah bagi kami, kami tetap focus melanjutkan perjalanan. Yang jadi masalah adalah persediaan air yang sudah menipis, itupun kami minum dengan porsi sedikit sedikit agar nanti diatas dapat memasak dan persediaan turun. Perjalanan masih berlanjut dan kami istirahat sebentar, seperti biasanya hampir disetiap pos kami beristirahat. Dan kami sudah melewati banyak tenda para pendaki, saya kira di Pos 6 kami akan mendirikan tenda, namun ternyata masih berlanjut hingga pos sebelum Pos 7 namanya pos Bayangan, nah disitulah kami mendirikan tenda untuk beristirahat, tenda dipersiapkan saya bertugas memasak makanan, kala itu adalah teri goreng, telur dadar, dan memasak nasi, kami makan bersama dan selanjutnya beristirahat dengan memakai selimut tebal dan hangat. Sungguh sangat indah sekali berdesakan saling menghangatkan badan. Saya melihat arloji saya waktu sudah menunjukan pukul 16.30. pendakian kami sampai pos 7 bayangan dari pukul 07.00 sampai pukul 15.30.  Ternyata hari sudah mulai petang  dan gelap.
            
            Saya mendengarkan obrolan misterius yang membahas tentang pos 7, saya jadi merinding dibuatnya, namun kami tak ingin melanjutkan obrolan ini. Karena posisi kami sudah dekat sekali dengan pos 7. Mungkin ini salah satu alasan teman – teman mendirikan tenda di pos 7 bayangan. Semalaman kami saling bercerita, saling berkeluh kesah, dan selanjutnya siap beristirahat, setelah yang lain tertidur, saya dan Erik berinisiatif untuk membuat tulisan – tulisan dikertas, banyak aku membuat tulisan – tulisan dilembaran kertas HVS, begitu juga dengan Erik. Waktu menunjukan pukul 01.00 saya sudah mulai mengantuk, namun Erik belum bisa tidur, saat terjaga aku tanyakan, kenapa ga tidur Rik, ternyata dia sedang membaca sebuah komik One Piece, karena dia seoarang One Piece Mania hehe, namun jawaban yang membuat saya tertawa adalah, dia tidak bisa tidur karna dengkuran dari Iputh yang beraneka ragam haha, sangat bising ditelinga. Aku melanjutkan tidur dengan selimut hangat, begitupun lainya, namun tak tau dengan kelanjutan Erik, apakah tidur atau tidak. Kami rasa cukup waktu untuk berisitirahat, karena nanti pada pukul 04.00 Minggu 12-12-2016 kami harus melakukan Summit ( perjalanan menuju puncak ). Waktu itu pun tiba, sementara tenda kami tinggalkan di pos 7 bayangan, semua perlengkapan kami juga tinggal, saya berinisiatif membawa 1 carrier untuk wadah air dan jaket. Perjalanan pun kami mulai, kala itu gelap gulita kami dan beberapa rombongan pendaki lain bersiap , pos 7 yang katanya misterius kami lewati dalam gelap gulita ditemani sinar senter, memang benar tidak ada yang mendirikan tenda disana. Wow, namun aku tidak berfikirian negative pada saat melewati pos 7, setelah pos 7 terlewati, terlihat seberkas sinar terang dari kejauhan, nampaknya puncak Cikuray sudah sangat dekat, Banyak sekali tenda sebelum puncak, perasaanku pun sudah sangat senang dan terharu ternyata aku sudah mencapai puncak, kala itu waktu masih menunjukan pukul 05.00 suasana masih gelap. Aku belum melihat tanda-tanda kalau aku memang sedang berada diatas langit.

            
                Suara Adzan subuh terdengar di Puncak Cikuray, Subahanallah ternyata berada dketinggian hampir 3000 meter ini, suara adzan masih terdengar indah, walaupun sedikit sayup-sayup. Pagi mulai menyambut, kabut tebal masih menyelimuti dan menghalangi pandangan kami kebawah, kami mulai membuka perlengkapan alay, yaitu kamera, untuk mengabadikan moment tentunya. Rasa terharu dan bersyukur aku curahkan kala sang kabut menghilang dari pandangan, hamparan pemandangan bawah langit nampak, Pemandangan pegunungan pun terlihat jelas mengelilingi Gunung Cikuray, Dari Puncak Cikuray, semua begitu kecil, Ya Allah ternyata aku tidak apa – apanya, apa yang patut kami sombongkan di bumi ini ya Rabb. Rasa syukur kami, rasa syukurku dapat melihat kebesaran Allah melalui puncak Cikuray ini semakin bertambah. Alhamdulillah aku bisa diberikan kesempatan menapaki ciptaanmu yang begitu kuat dan hebat ini. Ternyata ini keindahan mendaki yang selama ini temanku ceritakan. Ternyata aku mampu juga mendaki gunung, terima kasih teman-teman. Ini akan jadi pengalamanku yang sangat berharga sepanjang umurku, nanti akan aku ceritakan pada anak-anakku tentang kalian, tentang pendakian pertamaku ini.
           
            Tak sabar rasanya kami mengabadikan moment bersejarah ini, Jepretan kamera DSLR dan rekaman video Smartphone mengabadikan petualangan kami. Agar menjadi saksi kala aku dapat mendaki ke Puncak Cikuray, Garut. Sebenarnya kami sangat betah diatas sana, namun waktu menunjukan sudah hampir jam 8 dan menuntut kami untuk turun. Setelah hampir 3 jam di puncak, kami memutuskan untuk turun ke pos 7 bayangan dimana tenda kami berdiri. Rekaman video perjalanan turun mengawal dengan penuh candaan dan rasa bahagia, Alhamdulillah kali ini tidak terlalu lelah Jika naik ke puncak dari pos 7 bayangan bisa sampai 1 jam, maka butuh waktu hanya sekitar 20 menit untuk turun. Akhirnya kami sampai tenda juga, dan langsung menyiapkan hidangan sarapan dan prepare untuk pulang.
             
              Sekantong sampah menjadi saksi kami turun gunung, sebagai pendaki yang mengikuti aturan dan sangat melestarikan alam, sampah yang kami buat harus kami bawa turun lagi, ada pepatah anak gunung mengatakan, “ Jangan ambil apa apa yang ada digunung, dan jangan tinggalkan apa apa digunung kecuali jejak” mungkin ada versi lain. Namun ini yang aku resapi benar-benar sebagai pendaki newbie hehe. Setelah rapih dan memastikan tidak meninggalkan sampah sedikitpun perjalanan turun pun siap, awaknya aku membawa sekantong sampah dengan trashbag besar yang dibuat menjadi sebuah tas. Dan ditengah perjalanan seperti biasa kami saling bergantian membawa carrier. Persediaan airtinggal sedikit sekali, Alhamdulillah ada yang menjual air gunung di pos 5, kami membeli 10.000 mendapat 2 botol, sebenarnya 10.000 1 jeligen namun kami hanya membawa 2 botol Aquwaa besar . Sangat berharga sekali air saat itu, ternyata penjual itu memanfaatkan dengan menggunakan mesin air yang mengambil air dari dalam tanah gunung.

            Hampir 4 jam perjalanan turun kami lewati hingga benar – benar menuju pos pemancar, aku masih tak percaya kalau baru saja berada diatas Cikuray, kala aku menandang keatas sana. Puluhan pendaki lain pun turun dengan selamat. Selanjutnya kami MCK, dan melaksanakan kewajiban, serta memesan makanan di warung untuk makan siang. Kala itu tiba tiba hujan turun sangat deras, dan menuntut kami untuk menunggu mobil Pickup bersiap, karena aturan mereka adalah membawa rombongan menunggu rombongan lain turun, namun mobil yang akan kami tumpangi belum juga mendapat rombongan lain dan kami terpaksa menunggu hingga sore hari. Dan menunggu hujan reda.
            
           Para pendaki yang baru turun langsung menuju Mobil Pickup, berbeda dengan kami yang sudah sangat rapi bercelana panjang dan memakai jaket, bersiap untuk OTW Jakarta, namun sial saat sudah berada diatas mobil pick up dipertengahan menuju ke Terminal Garut hujan kembali turun sangat deras, sang kenek membuat atap dari tenda terpal pun tak cukup membantu, kami tetap saja basah, namun selama perjalanan candaan dengan teman pendaki baru pun menemani perjalanan kami, banyak pendaki cantik cantik juga loh, hehehe, setelah sampai terminal kami langsung mencari Kamar mandi untuk menganti baju yang basah kuyup tadi. Setelah siap, kami pun mencari Bus pulang ke Jakarta, hampir 1 jam kami menunggu untuk mendapatkan Bus, Alhamdulillah kami dapat namun Jurusan kampong rambutan.
            
           Alhamdulillah kami sampai Jakarta, sekitar pukul 03.00 senin 13-12-2016 tepatnya di terminal kampung rambutan, Perjalanan menuju Jakarta Barat pun dilalui dengan angkutan merakyat Transjakarta. Akhirnya subuh kami sudah tiba dirumah.
       
         Alhamdulillah Terima kasih Allah, Terima kasih sahabat, Itdowan, Iputh, Riandi, Erik dan Doa kedua orangtua, terima kasih teman pendaki lain, terima kasih pihak-pihak yang terlibat, pak sopir bus, pak sopir pickup ugal-ugalan hehe dan kenek yang menemani ngobrol, dan juga semua ibu-bapak warung. Akhirnya pendakian pertamaku berjalan lancar.

        Ayolah bagi yang belum pernah mendaki gunung, coba dulu sekali kalau ga suka jangan ceritain , kalau suka boleh kamu ceritain, kaya aku yang mengabadikan melalui artikel sharing ini, agar tetap terkenang selamanya. Terima kasih yang sudah baca, info diatas nanti akan diperbaiki lagi, kaidah penulisan masih terabaikan karna penulis ini masih newbie dan mementingkan story hehe.. nanti akan diperbaiki yaaaa..

MIMPI – MIMPI KAMU
CITA – CITA KAMU
KEYAKINAN KAMU
APA YANG MAU KAMU KEJAR
BIARKAN IA MENGGANTUNG
MENGAMBANG 5 CM DI DEPAN KENING KAMU
DIA TIDAK AKAN PERNAH LEPAS DARI MATA KAMU
DAN KAMU BAWA MIMPI SERTA KEYAKINAN KAMU ITU SETIAP HARI
KAMU LIHAT SETIAP HARI
DAN PERCAYA BAHWA KAMU BISA
           


No comments:

Post a Comment

Yakin Bisa Jawab Pertanyaan Ini

1. Kenapa bungkus pizza berbentuk kotak, padahal pizza sendiri berbentuk lingkaran? Jawab: Karena secara teknis, membuat kardus berben...