(baca lewat smartphone layarnya landscape ya / miring )
Berawal dari
obrolan kecil di warung kopi bersama para sahabatku, aku kini mengerti di luar
sana masih banyak kebesaran Allah yang wajib kita tahu, nanti aku ceritakan
bagaimana kejadiannya. Hampir
setiap seminggu sekali kami bertemu untuk menjalin silaturahmi, namun memang
kadang aku yang jarang sekali ikut ngumpul bersama, sering ada kesibukan lain
yang tidak bisa ditinggalkan, namun aku rasa mereka mengerti. Memang sebagai
seoarang teman, sahabat, kawan harus saling mengerti lainnya. Hilang komunikasi
bukan berarti hilang silaturahmi, memang suatu keadaan tak bisa di pungkiri,
namun aku bukan tipikal orang yang mudah melupakan sahabat, kebaikan mereka
akan selalu ada dalam lubuk hati terdalam. Bagaimanapun mereka selalu ada dalam
hidupku, tanpa kalian sadari kalian sangat berarti dalam hidupku. Ada pepatah
lama mengatakan “ Jika Persahabatan dijalin selama 8 tahun, niscaya
persahabatan itu akan berlangsung seumur hidup”.
Nampaknya
sudah mulai melenceng dari topik utama, hehe. Aku mungkin terlalu baper,
maafkan ya. Lanjutkan setting cerita masih di sebuah warung kopi tak jauh dari
sekolah kami saat SMK. Saat itu memang sengaja kami membuat sebuah
pertemuan,hanya untuk sekedar sharing, bercerita dan dan bercandaan. Terlepas
dari semua itu, teman saya berinisiatif untuk melakukan pendakian, tak kaget
aku mendengar obrolan mereka tentang pendakian. Karena memang mereka sudah
terbiasa mendaki sebelumnya. Dan lagi salah satu teman kami Itdowan/ Datong namanya
memang sangat aktif sekali dalam kegiatan Pecinta alam di sekolah kami, SMK
Bandara.
Sebenarnya
sudah banyak yang mengajak mendaki gunung bersama, namun aku belum memberanikan
diri, karena dalam fikiranku mendaki gunung tidaklah semudah yang kita bayangkan.
Tapi entah kenapa melalui obrolan mereka nampaknya aku tertarik, walaupun
awalnya sedikit ragu, kala mereka mengajak ku mendaki. Tapi hati kecilku
bicara, Ayo mendaki, kapan lagi selagi kamu masih muda, kamu masih kuat, kamu
masih punya waktu dan kesempatan, kamu punya sahabat seperti mereka. Tak
pikir panjang aku menerima ajakan mereka untuk mendaki. Tanggalpun telah diatur
untuk pendakian, kami mengambil tanggal libur kerja di pertengahan desember
2016. Tak sabar aku menanti tanggal tersebut, menjaga kondisi badan agar tetap
fit aku lakukan. Dengan sering berolahraga, hingga sampai tiba waktunya aku
sudah siap dalam segala hal.
Waktu
yang dinanti telah tiba, persiapan packing sudah siap, barang apa yang harus
dibawa sudah diatur oleh temanku pun sudah dimasukan dalam Carrier. Titik
keberangkatan adalah Terminal Kalideres, kala itu sore hari kami berkumpul dari
berbagai penjuru Jakarta Barat. Odon dan Erik , Datong tiba terlebih dahulu di
Terminal, tak lama aku pun hadir menyapa turun dari singgasana Angkot B09A,
karena aku menolak untuk diantar ayah ke Terminal. Masa mau kemana-mana diantar
antar aku kan udah gede, hehe. Pasukan Lima orang belum lengkap tanpa kehadiran
Iputh teman kami, saat itu kebetulan Datong membawa sepeda motor bergegas
menjemput Iputh tak jauh dari terminal, hampir setengah jam kami menunggu
akhirnya mereka tiba. Datong memakirkan kendaraan di parkir terminal. Pasukan
lima jagoan Neon sudah lengkap bertempur.
Waktu
sudah menunjukan pukul 17.30 hampir gelap bus yang akan kami tumpangi sudah
bersiap meluncur, tiket jurusan Jakarta - Garut pun sudah di tangan. Wah kenapa
jurusan Garut, Yapss karena Gunung yang akan kami daki adalah Gunung Cikuray,
Garut. Yaelah pake dijelasin lagi emang ga baca judul diatas apa hihi. Teriakan
kenek bus membubarkan tongkrongan kami didepan loket, nampaknya bus jurusan
kami akan segera take off, Maksudnya meluncur. Kami bergegas menuju bus, membawa
3 carrier besar dan 2 tas kecil dan senjata kamera DSLR sangat penting untuk
mengabadikan moment penting. namun karena kami asik mengobrol kami tak
menghiraukan tempat duduk, karena tiketnya tidak ada nomor tempat duduk jadi
kami kebagian paling belakang, bersesak sesakan, maklum kami naik bus ekonomi.
Bus masih belum jalan, kepulan asap rokok para pecandu tembakau, membombardir
hidungku, saat itu aku merasa terjebak dalam nostalgia. Aku bukan perokok
sehingga kurang nyaman menghirup udara asap tembakau. Solusi terbaik adalah
secarik kain Buff yang sudah aku siapkan, sedikit meminimalisir masuknya asap
kedalam pernafasan, namun tetap saja hidungku tidak bersahabat.
Akhirnya
bus pun jalan, sedikit lega untuk bernafas karena udara asap tersapu angin
melalui celah jendela. Perjalanan kami
diperkirakan akan berlangsung sekitar 5 jam menuju Terminal Garut. Dan akhirnya
waktu berlalu kamipun sampai di sebuah Terminal di Garut aku lupa apa namanya.
Namun itu adalah terminal terakhir tujuan garut. Kami
semua pun turun, tak disangka banyak para pendaki turun juga dari berbagai
penjuru bus, terlihat dari tampilan mereka dan carrier yang mereka bawa, namun
kami menghiraukan karena sudah tak tahan untuk buang air kecil dan mengisi
perut yang terdengar keroncongan dengan mampir kesebuah tempat makan tak jauh
dari tempat kami turun. Sebagian ada yang langsung makan dan sebagian ada yang
langsung ke Toilet. Saat itu waktu menunjukan pukul 01.10, hawa dingin Garut
sudah terasa menusuk kulit, cocok sekali kami memesan teh hangat dan memesan
makan, ternyata makan disitu adalah prasmanan alias ambil sendiri.
Setelah
selesai makan dan beristirahat sekitar 1 jam di terminal. Selanjutnya adalah
mencari mobil yang siap mengantarkan kami kekaki gunung Cikuray, saat itu tak
ada lagi mobil selain kendaraan bak terbuka. Maka kami putuskan naik mobil
tersebut bersama rombongan pendaki lain, yang tak kami habis pikir adalah
sebuah mobil bak kecil dipaksa mengangkut sekitar 20 orang dewasa, edaaaaaaan.
Awalnya kami santai saja karena rute yang dilewati jalanan masih mulus, hampir
setengah perjalanan kami berhenti untuk membeli segala perlengkapan dan
kebutuhan konsumsi di sebuah mini market. Berinisial Indo, setelah cukup
berbelanja ria. Perjalanan kembali dilanjutkan, kali ini lebih edan lagi, mobil
melaju kencang dengan bermanufer ditikungan tajam, edaaaaaan supir edaaaan,
sontak kami dan rombongan lain berteriak. Hehehe. Tak lama kami akhirnya sampai
di Pos registrasi, salah satu teman kami tak kuat menahan mualnya naik kendaran
terbuka tersebut, sehingga harus Jackpot hehe.
Pendaftaran
di Pos tersebut, semua nama anggota di tuliskan dan di Pos ini tidak dipungut
biaya pendaftaram, hanya seikhlasnya saja, Formasi masih sekitar 20 orang lebih
dalam sebuah mobil terbuka. Saya kira di pos tadi tinggal melakukan perjalanan
ternyata masih terus berlanjut, kali ini rute mobil lebih edan lagi jalanan
bebatuan besar, pinggir jurang, tanjakan dan turunan tajam sungguh menggelitik
jantung kami. Alhamdulillah setengah perjalanan masih diberi keselamatan hingga
kita checkpoint di pos kedua registrasi dikenai biaya 10.000 per /orang. Tak
masalah bagi kami. Perjalanan kembali dilanjutkan, kali ini jalur tidak main –
main tanjakan sangat tinggi serta tajamnya bebatuan menghalangi langkah mobil
liar ini, alhasil salah satu ban mobil ini pecah, kami semua turun, namun tak
lama sopir dan kenek bisa mengatas masalah ini, perjalann dilanjutkan, Nampak
terlihat Pemancar, karena kami melalui jalur Pemancar, namun tinggal selangkah
lagi kopling mobil tak mampu mengatasi tingginya tanjakan, terpaksa kami semua
harus turun dengan berjalan kaki keatas kebun teh.
Lalu
bagaimana nasib Tas dan Carrier kami yang begitu berat, para pendaki tidak mau
tahu tentang masalah yang dialami sopir dan mobil ini, karena ujar mereka sudah
membayar Rp. 40.000 masa tidak sampai keatas. Salah sopir sendiri karena
terlalu memaksakan kendaraan dengan beban banyak tumpangan. Akhirnya kenek dan
sopir berinisiatif meminjam motor diatas warung untuk mengambil Carrier kami,
bahkan sang sopir malah menggendong tas carrier tersebut jarak lumayan jauh dan
menanjak, sementara pendaki lain hanya memandang saja carriernya digendong pa
sopir, namun memang sopir dan kenek harus bertanggungjawab, namun tak semua
dari kami diam ada beberapa yang membantu membawakan carrier. Kami
mengapresiasi bapak sopir dan kenek mobil pick up edan, mobilnya yang edan ya,
yang sudah bertanggungjawab. Terima kasih ya pak
Tak
terasa Alhamdulillah kami sudah berada di Pemancar itu artinya titik pendakian
dimulai, namun saat itu waktu menunjukan waktu subuh, kami tak lupa menjalankan
kewajiban yaitu sholat subuh dan berdoa agar kami dan semua pendaki diberi
keselamatan mencapai puncak, hingga turun lagi. Kami berniat mendaki setelah
sholat subuh dan sedikit istirahat disebuah mushola gubuk kecil. Hingga sampai
pukul 07.00 di saat dingin masih menusuk kulit, kami tekadkan memulai pendakian. Dalam
hatiku berucap, Ya Allah ini pendakian pertamaku lancarkanlah kami, setapak
kebun teh dengan jalur setapak menanjak berhasil kami lewati, pemandangan
sekitar pegunungan Jawa Barat hampir terlihat semua, tak sabar aku ingin
mengabadikan moment, padahal itu masih pos 1 pendakian masih ada ribuan meter
kedepan, keatas menanti namun sudah tak sabar untuk mengabadikan moment bersama
sahabat. Candaan selama perjalanan menghiasai pendakian, bahan candaan kala itu
adalah Itdowan atau datong yang mendedikasikan pendakian itu untuk sang calon
pujaan hati, saya kala itu merekam sebuah video tentang ungkapan hati saudaraku
ini, yang berniat dan berdoa agar jodohnya adalah sesuai yang dia harapkan.
Cieeee ehem ehem
Lagi
– lagi ini masih pos 1 menuju pos 2 becandaanya terlalu lama sehingga lama kita
hanya becanda terbahak bahak dititik itu saja, hingga akhirnya sadar waktu
berjalan cepat kami harus menyelesaikan target pukul 15.00 sudah sampai pos 7
untuk mendirikan tenda, sebelum pos 2 kami berinisiatif untuk beristirahat dan
membunuh rasa lapar dengan menyalakan kompor kecil dengan memasak makanan siap
saji, barbekyu baso dan goreng ikan teri dan memasak nasi hehehe. Setelah
lumayan kenyang kami putuskan untuk terus mendaki.
Selama pendakian Sabtu pagi ini
11-12-2016 kami banyak dipertemukan dengan pendaki asal daerah Garut dan
pendaki daerah tetangga, seperti Depok, Bekasi, Jakarta Timur dan Luar Jawa.
Tak segan kami saling bertegur sapa dan saling becanda dalam perjalanan. Sepasang burung Perkutut Nampak memimpin perjalanan kami
antara Pos 2 dan 3, namun kami sadar segala sesuatu yang ada di Gunung tak
boleh diganggu, kami biarkan saja, kami anggap mereka teman yang di perintah
Allah untuk memandu jalan kami, namun saya heran sebentar kami memalingkan
pandangan burung tersebut lenyap dari pandangan, namun tak terdengar suara
kepakan sayap, barangkali mereka bersembunyi dibaalik pepohonan yang rimbun,
pikiran kami masih positif.
Pos 3 berhasil kami lalui, perjalanan menuju pos 4
lumayan terjal, kemiringan pendakian hampir 60
derajat. Dengan langkah hati – hati dan saling bahu membahu kami saling
membantu, tak lupa kami bergantian membawa carrier yang lumayan berat, serta
sekaligus mengabadikan sebuah video perjalanan. Dengan candaan seolah olah sebagai
Vlogger hehe. Alhamdulillah pos 4 berhasil kami lewati namun tak lama cuaca
yang awalnya terang berubah menjadi gerimis dan akhirnya pada pos 5 hujan
lumayan turun deras, kami segera memakai jas hujan.
Pendakian sudah lewat 6 jam kami sudah sampai di Pos 5
dengan cuaca hujan, namun tak masalah bagi kami, kami tetap focus melanjutkan
perjalanan. Yang jadi masalah adalah persediaan air yang sudah menipis, itupun
kami minum dengan porsi sedikit sedikit agar nanti diatas dapat memasak dan
persediaan turun. Perjalanan masih berlanjut dan kami istirahat sebentar,
seperti biasanya hampir disetiap pos kami beristirahat. Dan kami sudah melewati
banyak tenda para pendaki, saya kira di Pos 6 kami akan mendirikan tenda, namun
ternyata masih berlanjut hingga pos sebelum Pos 7 namanya pos Bayangan, nah
disitulah kami mendirikan tenda untuk beristirahat, tenda dipersiapkan saya
bertugas memasak makanan, kala itu adalah teri goreng, telur dadar, dan memasak
nasi, kami makan bersama dan selanjutnya beristirahat dengan memakai selimut
tebal dan hangat. Sungguh sangat indah sekali berdesakan saling menghangatkan
badan. Saya melihat arloji saya waktu sudah menunjukan pukul 16.30. pendakian
kami sampai pos 7 bayangan dari pukul 07.00 sampai pukul 15.30. Ternyata hari sudah mulai petang dan gelap.
Saya mendengarkan obrolan misterius yang membahas tentang
pos 7, saya jadi merinding dibuatnya, namun kami tak ingin melanjutkan obrolan
ini. Karena posisi kami sudah dekat sekali dengan pos 7. Mungkin ini salah satu
alasan teman – teman mendirikan tenda di pos 7 bayangan. Semalaman kami saling
bercerita, saling berkeluh kesah, dan selanjutnya siap beristirahat, setelah
yang lain tertidur, saya dan Erik berinisiatif untuk membuat tulisan – tulisan
dikertas, banyak aku membuat tulisan – tulisan dilembaran kertas HVS, begitu
juga dengan Erik. Waktu menunjukan pukul 01.00 saya sudah mulai mengantuk,
namun Erik belum bisa tidur, saat terjaga aku tanyakan, kenapa ga tidur Rik,
ternyata dia sedang membaca sebuah komik One Piece, karena dia seoarang One
Piece Mania hehe, namun jawaban yang membuat saya tertawa adalah, dia tidak
bisa tidur karna dengkuran dari Iputh yang beraneka ragam haha, sangat bising
ditelinga. Aku melanjutkan tidur dengan selimut hangat, begitupun lainya, namun
tak tau dengan kelanjutan Erik, apakah tidur atau tidak. Kami rasa cukup waktu
untuk berisitirahat, karena nanti pada pukul 04.00 Minggu 12-12-2016 kami harus
melakukan Summit ( perjalanan menuju puncak ). Waktu itu pun tiba, sementara
tenda kami tinggalkan di pos 7 bayangan, semua perlengkapan kami juga tinggal,
saya berinisiatif membawa 1 carrier untuk wadah air dan jaket. Perjalanan pun
kami mulai, kala itu gelap gulita kami dan beberapa rombongan pendaki lain
bersiap , pos 7 yang katanya misterius kami lewati dalam gelap gulita ditemani
sinar senter, memang benar tidak ada yang mendirikan tenda disana. Wow, namun
aku tidak berfikirian negative pada saat melewati pos 7, setelah pos 7
terlewati, terlihat seberkas sinar terang dari kejauhan, nampaknya puncak
Cikuray sudah sangat dekat, Banyak sekali tenda sebelum puncak, perasaanku pun
sudah sangat senang dan terharu ternyata aku sudah mencapai puncak, kala itu
waktu masih menunjukan pukul 05.00 suasana masih gelap. Aku belum melihat
tanda-tanda kalau aku memang sedang berada diatas langit.
Suara Adzan subuh terdengar di Puncak Cikuray,
Subahanallah ternyata berada dketinggian hampir 3000 meter ini, suara adzan
masih terdengar indah, walaupun sedikit sayup-sayup. Pagi mulai menyambut,
kabut tebal masih menyelimuti dan menghalangi pandangan kami kebawah, kami
mulai membuka perlengkapan alay, yaitu kamera, untuk mengabadikan moment
tentunya. Rasa terharu dan bersyukur aku curahkan kala sang kabut
menghilang dari pandangan, hamparan pemandangan bawah langit nampak,
Pemandangan pegunungan pun terlihat jelas mengelilingi Gunung Cikuray, Dari
Puncak Cikuray, semua begitu kecil, Ya Allah ternyata aku tidak apa – apanya,
apa yang patut kami sombongkan di bumi ini ya Rabb. Rasa syukur kami, rasa
syukurku dapat melihat kebesaran Allah melalui puncak Cikuray ini semakin
bertambah. Alhamdulillah aku bisa diberikan kesempatan menapaki ciptaanmu yang
begitu kuat dan hebat ini. Ternyata ini keindahan mendaki yang selama ini
temanku ceritakan. Ternyata aku mampu juga mendaki gunung, terima kasih
teman-teman. Ini akan jadi pengalamanku yang sangat berharga sepanjang umurku,
nanti akan aku ceritakan pada anak-anakku tentang kalian, tentang pendakian
pertamaku ini.
Tak sabar rasanya kami mengabadikan moment bersejarah
ini, Jepretan kamera DSLR dan rekaman video Smartphone mengabadikan petualangan
kami. Agar menjadi saksi kala aku dapat mendaki ke Puncak Cikuray, Garut.
Sebenarnya kami sangat betah diatas sana, namun waktu menunjukan sudah hampir
jam 8 dan menuntut kami untuk turun. Setelah hampir 3 jam di puncak, kami
memutuskan untuk turun ke pos 7 bayangan dimana tenda kami berdiri. Rekaman
video perjalanan turun mengawal dengan penuh candaan dan rasa bahagia,
Alhamdulillah kali ini tidak terlalu lelah Jika naik ke puncak dari pos 7
bayangan bisa sampai 1 jam, maka butuh waktu hanya sekitar 20 menit untuk turun. Akhirnya
kami sampai tenda juga, dan langsung menyiapkan hidangan sarapan dan prepare
untuk pulang.
Sekantong sampah menjadi saksi kami turun gunung, sebagai
pendaki yang mengikuti aturan dan sangat melestarikan alam, sampah yang kami
buat harus kami bawa turun lagi, ada pepatah anak gunung mengatakan, “ Jangan
ambil apa apa yang ada digunung, dan jangan tinggalkan apa apa digunung kecuali
jejak” mungkin ada versi lain. Namun ini yang aku resapi benar-benar sebagai
pendaki newbie hehe. Setelah rapih dan memastikan tidak meninggalkan sampah
sedikitpun perjalanan turun pun siap, awaknya aku membawa sekantong sampah
dengan trashbag besar yang dibuat menjadi sebuah tas. Dan ditengah perjalanan
seperti biasa kami saling bergantian membawa carrier. Persediaan airtinggal
sedikit sekali, Alhamdulillah ada yang menjual air gunung di pos 5, kami
membeli 10.000 mendapat 2 botol, sebenarnya 10.000 1 jeligen namun kami hanya membawa 2 botol Aquwaa besar . Sangat berharga
sekali air saat itu, ternyata penjual itu memanfaatkan dengan menggunakan mesin
air yang mengambil air dari dalam tanah gunung.
Hampir 4 jam perjalanan turun kami lewati hingga benar –
benar menuju pos pemancar, aku masih tak percaya kalau baru saja berada diatas
Cikuray, kala aku menandang keatas sana. Puluhan pendaki lain pun turun dengan
selamat. Selanjutnya kami MCK, dan melaksanakan kewajiban, serta memesan
makanan di warung untuk makan siang. Kala itu tiba tiba hujan turun sangat
deras, dan menuntut kami untuk menunggu mobil Pickup bersiap, karena aturan
mereka adalah membawa rombongan menunggu rombongan lain turun, namun mobil yang
akan kami tumpangi belum juga mendapat rombongan lain dan kami terpaksa
menunggu hingga sore hari. Dan menunggu hujan reda.
Para pendaki yang baru turun langsung menuju Mobil
Pickup, berbeda dengan kami yang sudah sangat rapi bercelana panjang dan
memakai jaket, bersiap untuk OTW Jakarta, namun sial saat sudah berada diatas
mobil pick up dipertengahan menuju ke Terminal Garut hujan kembali turun sangat deras,
sang kenek membuat atap dari tenda terpal pun tak cukup membantu, kami tetap saja basah, namun
selama perjalanan candaan dengan teman pendaki baru pun menemani perjalanan
kami, banyak pendaki cantik cantik juga loh, hehehe, setelah sampai terminal
kami langsung mencari Kamar mandi untuk menganti baju yang basah kuyup tadi. Setelah
siap, kami pun mencari Bus pulang ke Jakarta, hampir 1 jam kami menunggu untuk
mendapatkan Bus, Alhamdulillah kami dapat namun Jurusan kampong rambutan.
Alhamdulillah kami sampai Jakarta, sekitar pukul 03.00
senin 13-12-2016 tepatnya di terminal kampung rambutan, Perjalanan menuju
Jakarta Barat pun dilalui dengan angkutan merakyat Transjakarta. Akhirnya subuh
kami sudah tiba dirumah.
Alhamdulillah Terima kasih Allah, Terima kasih sahabat,
Itdowan, Iputh, Riandi, Erik dan Doa kedua orangtua, terima kasih teman pendaki
lain, terima kasih pihak-pihak yang terlibat, pak sopir bus, pak sopir pickup
ugal-ugalan hehe dan kenek yang menemani ngobrol, dan juga semua ibu-bapak
warung. Akhirnya pendakian pertamaku berjalan lancar.
Ayolah bagi yang belum pernah mendaki gunung, coba dulu
sekali kalau ga suka jangan ceritain , kalau suka boleh kamu ceritain, kaya aku
yang mengabadikan melalui artikel sharing ini, agar tetap terkenang selamanya. Terima
kasih yang sudah baca, info diatas nanti akan diperbaiki lagi, kaidah penulisan
masih terabaikan karna penulis ini masih newbie dan mementingkan story hehe..
nanti akan diperbaiki yaaaa..
MIMPI
– MIMPI KAMU
CITA
– CITA KAMU
KEYAKINAN
KAMU
APA
YANG MAU KAMU KEJAR
BIARKAN
IA MENGGANTUNG
MENGAMBANG
5 CM DI DEPAN KENING KAMU
DIA
TIDAK AKAN PERNAH LEPAS DARI MATA KAMU
DAN
KAMU BAWA MIMPI SERTA KEYAKINAN KAMU ITU SETIAP HARI
KAMU
LIHAT SETIAP HARI
DAN
PERCAYA BAHWA KAMU BISA
No comments:
Post a Comment